Senin, 08 Oktober 2012

Tidak Jelas

Hei! Udah Oktober dan gw duduk manis di lantai 3.
Iya, lantai 3. Gw pindah seksi.
New life. New challenge. New me.
New me? Don't know.

Lagi galau ya Sen? Tumben mengunjungi gw.

Hahahaha. Kalau blog gw bisa bicara, kira-kira seperti itulah kalimat pertama yang dia keluarkan tiap gw nulis lagi di sini.

Yap. Gw galau.

Kalau kegalauan ini bisa gw curhatin sih gw pasti ga ke sini. Maaf ya blogku sayang, tapi memang kamu didesain untuk alternatif terakhir. Dan ternyata kamu sering jadi tempat aku berlabuh. Hiks.

----

Maaf ya blog, kamu terlupakan karena banyak surat yang masuk sore ini.
Entahlah. Rasanya ingin diam saja.

Jumat, 07 September 2012

Oke, (Mencoba) Move On..

Oke, ini mau nulis baris pertama dan gue langsung pesimis. Move on itu susah kalau lo udah ketemu orang yang nyambung. Sekali lagi gue tulis, nyambung.
Terima kasih gue ucapin buat fasilitas bbm yang sudah turut serta mengacaukan hati dan pikiran gue.
Move on itu benar-benar pekerjaan berat. Lo bakal ngebayangin dia terus dan semua hal lo sangkut pautkan ke dia. Dan beginilah gue.
Pagi ini gue dapet email dari tante gue dan hari ini ada graduation dinnernya sepupu gue, Pista. Di Restoran lalalayeyeye. Gimana gue mau move on. Nama restorannya aja ngingetin gue ke dia. Duh, merinding gue kan.
Hikshiks.
Gakpapalah ya tulisan gue hari ini ga berkualitas. Gue lagi sedih. Sambil kerja pulak.

@aMrazing nulis ini di bukunya. (bikin gue semakin pusing)
Sometimes, acceptance is the hardest thing to do. Not because we can't, but because we just don't want to. We hold on to things that are no longer there, because we're not ready to let go.

Kamis, 06 September 2012

Patah Hati (Lagi)

Jam segini tanggal segini adalah waktu yang tepat untuk merenung. Loket sepi. Orang-orang pada beribadah. Gue? Merenung. Lebih tepatnya melamun.

Hati gue itu aneh. Entah demi alasan apa dia terlalu sering porak-poranda. Apa karena terlalu rapuh?
Gue gak mudah suka sama seseorang. Tapi begitu gue suka, hati gue yang super rapuh ini pun akan jatuh untuk hal yang sederhana. Dan hati gue jatuh untuk dia. Senyumnya. Lipatan matanya saat tersenyum. Tawanya. Suara tawanya. Perutnya yang buncit. Cara jalannya. Lengannya. Semua yang ada di dirinya. Hati gue jelas memasrahkan diri.
Untuk semua kenikmatan menatapnya ada harga yang harus dibayar. Hati gue harus patah untuk kemudian hancur berkeping-keping.

Yesterday, love was such an easy game to play..
Now, I need a place to hide away~ :(

Selasa, 28 Agustus 2012

Pikiran Sore Ini

Sepakat untuk tidak sepakat.
Terdengar menarik ya.
Tidak perlu penjelasan hanya perasaan.
Sangat romantis meski terdiri atas diksi yang berat.
Permainan kata-kata selalu menarik untukku.
Permainan kata yang kadang mempermainkan rasa.
Hanya empat kata tapi mampu menyesakkan dada, memenuhi pikiran dan mengaburkan pandangan.
Peridot mulai menghembuskan napas-napas terakhirnya untuk kemudian dikuasai Safir.
Dan aku harus mengakuinya.
Mengakui ketidaksepakatan adalah satu-satunya hal yang bisa disepakati bersamamu.
Mungkin ketika Safir datang akan banyak yang terjadi.
Mungkin kesepakatan ini akan sangat disukai Safir.
Mungkin aku terlalu banyak berpikir dan meninggalkan hati untuk memahami pikiranku.
Tapi apa artinya hati jika aku tidak bisa berpikir jadinya.
Aku ikhlas untuk tidak sepakat.
Demi kamu, demi Safir.

-- Peridot yang menunggu kedatangan Safir.

Rabu, 25 April 2012

Sudah di penghujung April. Tahun 2012.
Hayooo, gimana daftar resolusinya? *jleb*

Ehem. *benerin kaca mata* Salah satu resolusi gw adalah bikin usaha. Ehem.
Usaha apa? APA AJAAA..
Hehehe..

Februari kemarin gw bikin online shop di facebook bareng sepupu gw tercinta. Namanya *drumroll* Kitty Purry Sendy-Anggun, boleh loh dikunjungin. Di sana ada berbagai macam produk Burt's Bees dan Pacifica Perfumes. Harga terjangkau dan wajar. *iklan abis* :D

EHEM. Yang terbaru niiih...
PANCAKE DURIAN!!!! *sibakponi*

Pancake durian gw ini enak abis. Duriannya asli DURIAN MEDAN yang memang sudah terkenal kelezatannya. *comotpancake*.

Penampakanya seperti ini..


Ada rasa durian (putih) dan rasa alpukat (hijau). Rasanya?? JUARA!!

Harganya cuma Rp7.000 per buah (minimal order 20 yah) dan bisa diantar ke seluruh area jakarta (ongkir Rp25.000).
Cocok banget buat acara ARISAN, ulang tahun, kumpul sama teman kantor (dikeroyok rame-rame), atau dijadikan stok cemilan..

EHEM. Pesan langsung di 081281760022 atau 083898378650 atau add BB gw yak 22E7BD3C.

Yuk Mariii...


*eh iklannya udahan dulu*

*Satu resolusi terwujud. Terima kasih Tuhan.*

Sabtu, 03 Maret 2012

Surat untuk Kamu


Langit Jakarta sedang sendu-sendunya. Sangat tidak baik untuk seorang pengidap melankolisme kronis. Bangun tidur rasanya seperti mimpi buruk. Entah suatu kebetulan atau memang sugesti, bagi saya langit mendung itu seperti seorang wanita merindukan kehangatan kekasihnya yang terhalang sesuatu. Melankolis sekali.

Ketika membuka pintu kamar hal yang saya lihat adalah 3 menara pencakar langit di kejauhan. Ketika mentari bersinar, menara-menara terlihat megah. Begitu mendung, kemegahannya tak berarti apapun. Saya lalu tertunduk. Dada saya terasa sesak. Penuh kerinduan. Amat sendu. Begitu rapuh.

Perasaan ini mungkin terlalu berlebihan jika tidak dialami sendiri. Saya mengerti. Saya tahu kamu tidak paham dengan maksud saya. Saya tahu kamu adalah seorang terpelajar dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Yang paling saya takutkan adalah mengetahui kamu tidak mengerti bahwa tingkat kecerdasan tidak memengaruhi kedalaman perasaan. Perasaan itu murni dari nurani. Bukan dari hapalan atau aljabar.

Kamu adalah matahari saya. Kamu yang selama ini menghangatkan saya. Kamu adalah alasan saya bertahan. Kamu adalah segalanya buat saya. Tetapi saya tidak tahu bahwa ternyata kamu begitu berbeda dari apa yang saya bayangkan dan harapkan. Kamu bukan matahari saya yang dulu. Saya tidak mengenal kamu yang sekarang.

Saya ini terlalu ekstrovert untuk menyimpan keresahan di dalam hati dan diam. Saya ini bukan introvert yang tidak bisa berbicara apa adanya tentang isi hati saya. Saya ini sanguinis sejati yang tidak berpikir 1000 kali untuk mengatakan cinta dan sayang saya kepada kamu. Saya ini melankolis kronis yang sangat rapuh tanpa kehadiran kamu. Saya ini sungguh di luar kriteria wanita idaman kamu.

Kamu semakin terkejut mendapati saya sedemikian kompleksnya ya? Ya, saya ini debu yang kompleks yang bisa terbang kapan saja tetapi entah mengapa lebih memilih untuk tinggal. Tanpa penjelasan. Itulah saya.

Saya minta maaf ya untuk semua kesalahan saya kepada kamu. Keegoisan saya untuk memiliki kamu. Kenaifan saya mencintai kamu berlebihan. Kekanak-kanakan saya bersikap kepada kamu. Kamu mungkin bukan jodoh saya. Saya harus terima itu meskipun rasanya terlalu berat. Benar ya ilmu ikhlas itu paling susah diamalkan.

Mungkin mendung akan lama tinggal di Jakarta. Seperti kesedihan saya kehilangan kamu. Mungkin Jakarta akan diterpa hujan deras. Seperti perasaan saya yang hancur. Tapi itulah tahapan yang harus saya lalui untuk bangkit lagi. Terima kasih untuk kenangan indah bersama. Saya melepas kamu.


Sabtu, 21 Januari 2012

Hubungan Tanpa Status: Sebuah Pemikiran Cerdas

Gw lagi berpikir tentang hubungan tanpa status. Kenapa begitu fenomenal keberadaannya. Sungguh mengusik ketenangan pagi ini. Kalau ditilik di perjalanan cinta gw, duile bahasa gw, gw pernah nih ngejalaninnya. HTS-an gitu deh bahasa gaulnya. Kala itu gw masih darah muda, tidak percaya komitmen yang penting hepi. Setelah gw berasa dewasa seperti sekarang ini, gw udah mulai meninggalkan hubungan tipe anak SMA ini. Gw melibatkan diri dalam suatu hubungan serius. Yah, lumayan lamalah menurut gw. Serius dan berkomitmen. Gilak, dewasa banget ya rasanya. Saat gw mulai dulu gw rasa hubungan seperti ini hubungan yang oke, hubungan yang paling tinggi untuk tingkat pacaran. Dan gw berakhir dengan mewek sana sini.

Gw merasa ada yang gak beres dengan hubungan yang serius dan berkomitmen. Bisa dari gw, doi, atau mungkin hubungan itu sendiri. Karena gw terlalu polos untuk menyalahkan pihak kedua dan ketiga, akhirnya gw meyalahkan pihak pertama yang adalah gw sendiri. Pihak pertama ini sungguh terlalu. Di usia 18 tahun dia berani mengambil sikap untuk menjalani hubungan serius dan berkomitmen. Gw di usia 21 tahun sekarang ini sedikit salut melihat kenaifan pihak pertama dulu. Tapi ya gitu, gw mendapati hubungan yang serius itu berat. Meskipun teman-teman gw yang usianya sepantaran dengan gw bisa nikah (melangkah ke tahap yang lebih serius lagi artinya), gw sadar. Hubungan serius yang penuh komitmen itu belom buat gw. Belom bisa gw jalanin tanpa gw mengartikannya bulet-bulet. Serius ya serius, kamu begini kamu begitu kamu harus ini kamu harus itu. Intinya gw berharap pasangan gw serius dalam arti yang sebenernya ke gw. Ya doi streslah dengan tuntutan gw yang gak ada habisnya. Hahahaha.

Hubungan serius ini juga menurut gw, gw mesti setia. Setia tanpa tanda tanya. Setia ke satu arah. Mencinta dengan level penuh. Dia adalah segalanya. Bisa diliat dong, kalian aja muak ama keseriusan gw yang lebay. Tapi gw orangnya emang lebay. Jadi hubungan serius dalam masa pacaran bukan hal yang tepat buat gw.

Hubungan dengan komitmen di gw lebih cihuy lagi. Gw adalah tujuan akhir pasangan gw. Gw adalah pelabuhan segala asanya. Gw adalah sandarannya. Pret. Tiba-tiba gw jijik sendiri dengan pengertian gw akan komitmen. Meh! Jelas banget kan ini bisa merusak saraf seorang pria (sok) dewasa mana aja. Apalagi mantan gw. Maka dari itu, hubungan dengan komitmen haram buat gw.

Nah, setelah gw akhiri tindakan gw yang serius, penuh komitmen, dan ternyata merusak hati, gw mulai menatap hari cerah. Gw gak mau melibatkan diri dalam hubungan yang serius dalam waktu beberapa tahun ini. Berat boy! Tapi tetep aja, tanpa cinta gw ga bisa hidup. Gw pasti haus kasih sayang dan butuh perhatian. Muncullah hal indah di pikiran gw. Hubungan Tanpa Status. Yeah! Brilliant! Dengan HTS-an gw gak perlu heboh dengan kata serius dan komitmen. Gw gak ada tanggungan dan tidak memberikan orang lain beban. Gw rasa orang yang pertama kali menemukan kata Hubungan Tanpa Status itu cerdas.

Di sini gw sekarang, menatap tahun naga air. Membiarkan semua mengalir seperti air. Kadang membiarkan diri terbawa arus adalah pilihan baik. Kita itu harus bahagia. Gak harus kayak salmon yang melawan arus. Sekali-kali kita perlu menjadi daun yang terbawa arus. Hemat energi. :D